Pencegahan Terhadap Penyakit Stroke
Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan serta membuat seseorang mengalami kesulitan berbicara dan berkomunikasi atau afasia. Dokter spesialis saraf dari Omni Hospital Pulomas, dr Ronny Yoesyanto SpS mengatakan, penyakit stroke merupakan gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara tiba-tiba.
"Kasusnya bisa berupa penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan pendarahan di otak," . Stroke merupakan penyakit yang memiliki gejala samar. Gejala tersebut antara lain pikun, penurunan daya ingat, atau bicara menjadi cadel. Untuk serangan stroke yang parah bisa juga terjadi, seperti badan menjadi lumpuh sebelah, kejang, bicara menjadi cadel atau pelo, penglihatan berkurang hingga buta sama sekali, koma,dan pusing berat. ’’Beberapa penanganan harus segera diatasi karena apabila tidak diatasi, tidak menutup kemungkinan penyakit ini bisa semakin parah,” sebutnya.
Dalam menangani stroke terdapat istilah golden period atau jangka waktu terbaik penanganan stroke, yakni paling lama empat jam usai serangan atau setelah timbul gejala. Tingkat keparahan pada stroke apabila tidak segera diatasi, bisa menimbulkan kecacatan sampai kematian .
Meski dapat diselamatkan, tak jarang pasien kehilangan ingatan atau afasia, yang merupakan salah satu efek dari stroke, yaitu afasia. Afasia adalah keadaan seseorang tidak lagi dapat berkomunikasi atau sulit berbicara. Pada. Dasarnya, tingkat keparahan dan luasnya cakupan penderita afasia tergantung lokasi dan keparahan cedera otak. Dokter spesialis bedah saraf dari Omni Hospital Pulomas, Prof Dr Sidiarto Kusumoputro SpS memaparkan, stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan jaringan tersebut.
Stroke disebabkan adanya penyumbatan pembuluh darah otak atau karena bocornya pembuluh darah sehingga menimbulkan perdarahan otak, Otak terbagi dari berbagai bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian untuk kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak. Jika terjadi cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadilah apa yang disebut afasia, ’’Afasia atau gangguan berbahasa adalah ketidakmampuan orang untuk melakukan komunikasi linguistik.
Gejala afasia banyak dijumpai sebagai akibat stroke di belahan (hemisfer) otak kiri yang memang menjadi pusat berbahasa bagi orang yang kidal tangan kanan (right hinder).
Afasia adalah gangguan linguistik atau tata bahasa yang dijabarkan sebagai sebuah penurunan dan disfungsi dalam isi, bentuk, penggunaan bahasa, dan terkait dengan proses kognitif.
Meski mengalami kesulitan berbahasa, ada juga beberapa pasien, penderita afasia dapat mengerti bahasa dengan baik. Namun yang menjadi kendala bagi mereka adalah kesulitan untuk mendapatkan kata-kata yang tepat atau sulit berkomunikasi. Diperlukan peranan keluarga atau orang terdekat dalam menangani pasien afasia. Beruntunglah orang Indonesia yang masih banyak dirawat keluarganya.
Berikut ini adalah tips yang dapat mengurangi sebagian besar risiko Anda, baik sekarang maupun dengan bertambahnya usia. Proses menuju penyakit stroke dimulai pada awal usia 40-an atau sebelumnya. Karena itu, sekaranglah saat yang tepat untuk mulai mencegahnya.
Matikan rokok
Jika Anda berhenti merokok, risiko terkena serangan jantung dan stroke berkurang hingga setengahnya. Namun, jangan mengurangi rokok. Merokok banyak atau sedikit pada dasarnya sama saja. Anda harus menghentikannya sama sekali.
Periksa tekanan darah
Stroke terjadi bila pembuluh darah otak pecah atau adanya pecahan plak aterosklerosis yang lepas dan menyumbat aliran darah ke sebagai otak. Stroke lebih sering terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan, mengendalikan tekanan darah tinggi dapat memangkas risiko stroke hingga 40 persen. Dalam hal ini tekanan darah 140/85 dianggap tinggi.
Kurangi berat badan
Jika berat badan naik, maka yang bertambah paling banyak adalah jaringan lemak. Kelebihan lemak juga dihubungkan dengan meningkatnya kolesterol jahat dan trigliserida. Dengan berjalannya waktu, perubahan lemak darah ini ikut berperan dalam pembentukan timbunan lemak (plak) pada arteri, kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis. Penurunan berat badan sekecil apa pun pasti bermanfaat pada kesehatan.
Sempatkan diri olahraga
Tubuh kurang gerak menambah faktor risiko untuk menderita stroke. Penelitian menunjukkan, orang yang mulai berolahraga secara teratur antara usia 15-25 tahun mempunyai risiko yang lebih kecil untuk menderita stroke dibanding mereka yang tidak berolahraga.
Perbanyak serat
Batasi asupan semua jenis lemak, termasuk daging merah dan makanan yang digoreng, dan ganti dengan serat yang larut yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Makanan yang mengandung serat larut, antara lain oatmeal, kacang-kacangan, golongan jeruk, stroberi, dan apel.
Hindari stres
Kebahagiaan laksana musik untuk sistem kardiovaskular. Para peneliti dari University of Texas Medical Branch, Amerika Serikat, menyebutkan, di antara orang lanjut usia, mereka yang mempunyai mood positif dan bahagia lebih jarang terkena stroke. Para peneliti mengatakan, orang yang bahagia pada umumnya mempunyai semangat berolahraga dan pola hidup sehat. Kombinasi yang menjauhkan kita dari risiko stroke.
Sumber : Dechacare.com
Tags:
Tips Kesehatan
Buang Air Kecil Berulang kali (Anyang-anyangan)
———
Hidup Sehat Dengan Pola Tidur Teratur
———
Posisi Paling Ideal di Saat Tidur
———
Cokelat, mengurangi Resiko Serangan Jantung
———
Hidup Sehat Dengan Olah Raga Lari
———
Tanda Tanda Kehamilan
———
Mengatasi Hidung Tersumbat pada si Kecil
———
Kiat mengatasi Bau Mulut (Badbreath)
———
Pencegahan Terhadap Penyakit Stroke
———